Countdown: 10 Lagu yang Belakangan Paling Sering Saya Putar di Saat Hujan


Hujan identik dengan perasaan mellow dan romantis---itu yang ada dalam benak saya. Setiap hujan turun, bawaannya pasti pengen muter lagu galau nan melankolis sambil sok-sok memasang wajah dramatis, berandai bahwa saya tengah membintangi video klip lagu tersebut. Kebiasaan ini sudah mendarah daging, enanggan lepas. Sehingga otomatis, setiap hujan datang, kalau tidak merenung, meratapi nasib dan hidup, ya saya buru-buru mencari nada-nada minor demi memenuhi kepuasan batin (kayak apa aja, sih, hah). Nah, ditilik dari playlist saya selama satu bulan terakhir, berikut adalah 10 lagu yang belakangan sering saya putar di kala hujan.

Well,  bukan berarti semua oarang lantas mau ambil pusing, though, tapi ya masa bodohlah, tidak perlu koprol atau berkata wow atau apa, saya... hanya... ingin... nge-share.

Cekidot!


***

10. The Maccabees - Toothpaste Kisses


Oke, lagu ini memang nggak mellow, sweet banget malah. Dan justru itu, justru itulah lagu ini cocok sekali didengarkan sewaktu hujan---kesan romantisnya terasa semakin kental. Betapa vocal malas-namun-lembut Orlando Weeks yang diiringi musik ringan personil lain, didengarkan sewaktu hujan turun rintik-rintik dan mata menghadap laporan, ditambah liriknya yang begitu manis:


Cradle me
I'll cradle you

I'll win your heart

With a woop-a-woo
Pulling shapes just for your eyes...

Bagaimana saya bisa tidak jatuh cinta?


9. Payung Teduh - Tidurlah



Akhirnya malam tiba juga
Malam yang kunantikan, sejak awal...

Dari namanya saja, band indie yang dapat dikatakan salah satu kesayangan saya ini sudah memiliki relasi erat  dengan hujan---yap, payung teduh. Lagu-lagu mereka memang paling cocok didengarkan sewaktu hujan, ditemani secangkir kopi hangat, selimut, dan novel roman. Tetapi, lagu mereka yang satu ini mungkin memang yang paling ngena. Kalau di film-film, mungkin cocoknya dimainkan pada adegan-adegan yang mengundang depresi, adegan di mana tokoh utama dan teman sejawatnya biasanya memasang wajah terbebani, menunggu hasil yang tak kunjung pasti.

Tidurlah, malam terlalu malam...
Tidulah, pagi terlalu pagi.


8. Elizabeth and The Catapult - Open Book


Dari dulu udah suka banget sama suaranya Elizabeth Ziman. Suaranya memang nggak ditimpa modifikasi aneh-aneh dan cengkok sana-sini, tapi somehow, enak banget didengar, penuh perasaan pula. Terutama di lagu satu ini. Wis, pokoke cocok banget kalau mau dijadiin lagu galau di waktu hujan. Perasaan yang ingin disampaikan oleh band indie asal Brooklyn ini tersampai secara manis dan tak berlebihan, sekali lagi ini menurut saya, lho.

I’m an open book
Clear and white as a morning skyline
I’ve got no candy coated lines
No pretty words, no compromise
So come on, baby, won't you read me?



7. Copeland - The Day I Love My Voice


Sayang seribu sayang, band berpotensi besar ini sudah bubar di tahun 2010, padahal lagu-lagunya inspiratif sekali, mirip-mirip Coldplay. Suara vocalisnya itu lho, Aaron Marsh, yang terbilang memiliki jangkauan lebih tinggi dari vocalis pria kebanyakan, merupakan salah satu alasan mengapa saya mendengarkan lagu-lagu band ini selain karena musikalisasi mereka yang menenangkan. Coba saja, ketika hujan tiba, dengarkan lagu ini baik-baik. Lebih bagus lagi jika beban laporan praktikum dan pe-er sedang numpuk. Sempurna deh, ah.

I've got my life in a suitcase,
and ready to run run run away
I've got no time, 'cause I'm always
trying to run run run away
'Cause everyday, it feels like it's only a game
I've got my life in a suitcase,
a suitcase,
a suitcase...


6. Zebra & Rapbit - Just Be Friends cover



Well, lagu Just Be Friends sendiri sudah lama menjadi lagu legendaris dalam hidup saya, barangkali semenjak kelas 2 SMA. Lagu yang aslinya diciptakan untuk Vocaloid Megurine Luka ini secara cepat menjadi salah satu lagu Vocaloid yang paling terkenal, meski di sini suara Luka terdengar robotik sekali. Mungkin karena Video Klip-nya yang memang beranimasi keren dan soft, atau mungkin juga makna lagu ini yang, meski dinyanyikan dalam nada nge-beat, sebenarnya sangat menyayat hati. Di samping itu, layaknya lagu terkenal pada umumnya, lagu yang menceritakan tentang putusnya hubungan dua insan manusia (hassah) ini juga telah banyak di-cover. Namun, cover yang paling menarik pendengaran saya adalah cover milik Zebra dan Rapbit ini.

Penambahan rap di cover ini begitu smooth, ear-catching, sama sekali tidak terkesan dipaksakan. Suara Zebra, seperti biasa, serak-serak seksi. Remix-nya pun rapih, sudah seperti karya profesional. Saya paling suka bagian di mana Zebra melantunkan bait "bokura no jikan wa tomatta mama" dan ada background sound berbunyi "uuu~ u~u uuu~" yang entah mengapa bisa-bisanya membuat hati nelangsa plus kesengsem. Pokoknya, ini masterpiece!


5. Entertainment For The Braindead - Fences



Entertainment For The Braindead merupakan solo project dari Julia Kotowski, musisi muda berbakat asal Cologne, Jerman, yang memiliki gaya musik unik dan ekspresif, namun tetap menenangkan. Suaranya mungkin tidak seberapa jika dibandingkan penyanyi wanita lain, mengingat jenis vocalnya cenderung tipis dan mudah gemetar. Tetapi, ada sesuatu yang membuat saya jatuh cinta dengan tipe vokal seperti ini. Warna suaranya, walau tidak bulat, dapat saya kenali---warna suara yang malu-malu, namun dapat bermain dengan perasaan, sebagaimana yang ia lakukan di salah satu karyanya berjudul Fences.

Lagu ini cocok sekali didengarkan di bawah hujan, sungguh. hingga satu menit lebih, kita hanya disuguhi oleh instrumen lembut panjang yang hampir membuat pendengar menyalahartikan lagu ini sebagai lagu akustik tanpa vocal. Vokal timid Julia baru akan masuk di menit-menit kedua, diikuti latar tepukan monoton drum. Buat yang sedang merasa bersalah sama seseorang, lagu ini mungkin nancep banget.

You always were my refuge, were my shelter,
There was always a place to lay my head
And I should've taken your hand,
should've held it as we stumbled
But I'd let it slip,
I'd let it go instead


4. The Trees and The Wild - Berlin



Lagu yang selalu saya putar saat sedang menaiki kendaraan umum!

Setiap mendengarkan lagu ini, kepala saya tanpa diminta langsung menayangkan gambaran-gambaran jika, seandainya, saya menyutradarai video klip ini. Saya selalu menggambarkan lagu ini sebagai kisah seorang gadis yang mengelilingi Berlin demi mencari seorang laki-laki, bermodalkan alamat dengan bahasa dan huruf yang sebenarnya tak ia mengerti (well, alamat palsu, dong? whatever) dan sekumpulan kartu pos dari laki-laki tersebut (berdasarkan petikan pada lirik: those words that you wrote on the postcard is as cold as the winter chill...). Pencarian gadis tersebut saya rencanakan berakhir di sebuah pagi, di mana ia terdiam di pinggir pantai, menatap matahari yang baru terbit dan sekumpulan burung pantai berwarna putih yang sibuk terbang ke sana ke mari. Frustrasi, saya ingin gadis itu melipat-lipat alamat palsu (?) dan kartu pos yang ia punya, membuatnya menjadi bentuk pesawat, kemudian melepaskannya, sebagai pertanda bahwa selepas ini, ia tak akan mengejar bayang-bayang pria itu lagi.

Tapi rupanya gadis itu juga tidak pandai menerbangkan pesawat kertas, sehingga alih-alih terbang tinggi, pesawat buatannya itu justru melesap, jatuh, mengenai sepatu seseorang yang tiba-tiba saja ada di hadapannya, entah sejak kapan.

Entah sejak kapan laki-laki itu datang---dan part di mana vokalis mulai melantunkan aaah~ bersama penyanyi latar wanita dengan merdu, saya bayangkan berupa saat-saat di mana laki-laki itu membuka lebar lengannya, lantas mereka berpelukan. Cih, manis betul.


Daaaan...





3. SORE - Karolina



Saya suka sekali band satu ini, sampai-sampai saya bingung lagu mana yang mesti saya sebutkan, sebab hampir semua lagu karangan SORE  saya putar di saat hujan. Tapi memang harus saya akui bahwa Karolina merupakan karya mereka yang paling pas dimainkan di kala rintik, disandingkan dengan cokelat panas, bantal, guling, dan senyum lebar menahan gemas. Bagaimana tidak, karya mereka yang satu ini sungguh dirancang dengan manis dan apik, serta tak lupa bumbu romantis yang menghanyutkan. Saya rasa, wanita mana pun semestinya melunak hatinya jika mendengarkan lagu ini.

I've been reaching for a star,
trying to catch that morning sun... 
I long for you,  my lady
in the night...

Kyaaaaaa >.<


2. MUSE - Madness



M-m-m-ma-ma-ma-mad-mad-mad...

Sungguh, saya sudah lama jadi penggemar MUSE, dan mereka tak pernah berhenti membuat saya kaget plus berdecak kagum, sama halnya dengan yang mereka lakukan terhadap salah satu single terbaru mereka ini. MUSE memang sudah sering menulis lagu-lagu yang bisa dikatakan gila, tetapi kegilaan di lagu Madness ini telanh melangkah ke a whole new level, meski banyak yang beranggapan single ini tak mampu secadas karya-karya terdahulu mereka. Bagi saya, Madness mempunyai keistimewaan sedniri, mulai dari kata madness yang diucapkan (dinyanyikan) dengan cara m-m-m-ma-ma-ma-mad-mad-mad itu, mulai dari lantunan nadanya yang mengena, sampai pilihan kata yang tak bermuluk-muluk.

It's just simply awesome, I can't help it.

I, I can't get these memories out of my mind,
And some kind of madness
has started to evolve
M-m-m-ma-ma-ma-mad-mad-mad...
M-m-m-ma-ma-ma-mad-mad-mad...


Dan Finally....


1. Bon Iver - I Can't Make You Love Me/ Nick of Time



Saya tak dapat berkata banyak.

Definitely, ini adalah cover I Can't Make You Love Me yang pernah ada, bahkan lebih baik dari cover Adele sendiri, menurut saya.

Bon Iver berhasil membawa interpretasi-nya atas lagu ini dengan sempurna. Mulai dari dentingan piano, tempo, dinamika, emosi, falset, hingga bagaimana ia mulai mengambil dan melepas napas, terdengar pas, sesuai kadar, dan meninggalkan bekas dalam. Dan puncaknya, ketika lagu ini dipadankan dengan hujan, wah, galaunya luar biasa, seakan ikut termakan oleh arti dan maksud dari lagu ini sendiri. So, yeah, hands down.

Turn down the lights
Turn down the bed
Turn down these voices
They're inside my head
Lay down with me
Tell me no lies
Just hold me close
And don't patronize me
Don't patronize me

'Cause I can't make you love me
If you don't
You can't make your heart feel
Something it won't
Here in the dark
In these final hours
I will lay down my heart
If I feel the power, but you don't
No, you don't


***


"Let the rain kiss you. Let the rain beat upon your head with silver liquid drops. Let the rain sing you a lullaby." 
Langston Hughes, American poet.

Yogyakarta, 2012

Let's sing a song, will ya, Sergeant?
I can't hear youuu~



Comments
7 Responses to “Countdown: 10 Lagu yang Belakangan Paling Sering Saya Putar di Saat Hujan”
  1. triatma says:

    Koleksi playlistnya keren mas,sedikit mau nambahin aja. Salam kenal

  2. Unknown says:

    hei ,,wkwk, ,tadi nya sih cuman mau ,nyari lagu lagu yang mungkin enak untuk d dengerin tapi ,,ketika gue masuk nih blog ,,cuman mau bilang WOW .,soalnya pas masuk ,,ada lagu instrumental yang enak menurut gue ,,dan gue cuman mau bilang makasih ,,ahaha,,,,i love it

  3. Unknown says:

    kalo bisa ,,tambahin lagi nih playlist nya ,,,wkwkk biar gue slalu dateng nih ke blog ini

  4. Unknown says:

    Very excited about the instrumental song in this blog.
    Could you please give us list of the song track?
    Thank you. :)

  5. lagu i can't make you love me penyanyi awalnya siapa toh mas?buanyak banget covernya dari dulu

  6. Irfan says:

    Sadar gak kata-kata terakhir di blog ini..ada di album muse terbaru Drone...what a coincidence...

  7. Uwa_chan says:

    min.. aku suka my turn to cry yg piano version... aku juga suka river flow in you.. weheheh.. kita sama min...

Leave A Comment

Popular Posts

Nihayatun Ni'mah, 2013. Powered by Blogger.

Followers