Selamat Malam, Sersan! Antara Siberian Husky dan Cat, Mana yang Malam Ini Akan Kaupilih Sebagai Pelapis Tidurmu? Tidak, Kau Tidak Boleh Memilih Aku.



Jadi, ceritanya, judul kali ini memang sengaja saya buat panjang. Sebab siapa tahu, siapa tahu saja, di suatu waktu, Brendon Urie akan terbangun dengan hangover  luar biasa akut yang mengakibatkan ia singgah ke blog saya dan menggunakan secarik kalimat omong kosong ini sebagai nama album barunya---saya bilang, siapa tahu saja, Sersan.



Nonsense!

Ya, Nonsense!

UTS itu nonsense! Sekelebat momen absurd yang meninggalkan efek traumatis dan migraine!

Katakan saja, saya baru sembuh dari wabah epidemik yang berlangsung selama 2 minggu---tapi saya tak ingin mengingat-ingat lagi seperti apa rasanya masa-masa terpuruk itu, tidak! Karenanya, kali ini, saya hanya akan membicarakan hal-hal random yang belakangan terjadi di sekitar saya saja.

Nah, jadi, beberapa hari silam, saya bertemu seekor kucing yang imutnya minta ampun ketika makan di ayam kremes tulang lunak Pogung bareng teman sepermainan saya yang gila, sebut saja Nabila, nama tidak disamarkan. Semua orang mungkin tahu bahwa saya sangat, sangaat, sangaaat suka hewan mamalia yang satu ini, apalagi bagian buntutnya, hingga saya sering dihadiahi cakaran oleh bangsa felin itu karena saya kerap memegangi ekor-ekor mereka dengan gemas.

Tapi, kucing yang saya temui waktu itu benar-benar manja dan jinak, dia tak melawan sama sekali ketika saya mulai mengelus-elus lehernya. Malah, ia nyaman dengan perlakuan saya yang sedemikian rupa. Sempat terbesit pikiran untuk membawanya pulang. Terlebih, begitu mas-mas penjual di warung itu mengatakan bahwa kaki si kucing yang sebelah kanan terluka, menyebabkan kucing tersebut susah bergerak ke sana ke mari. Sayangnya, saya harus mengurungkan niat untuk membawanya pulang dikarenakan keadaan yang tak memungkinkan: 1) Saya tak mungkin membawa kucing itu dalam perjalanan 45 menit Sleman-Bantul, di atas bis kota pula 2) Saya khawatir kalau kucing tersebut sebenarnya ada yang punya, ditilik dari sikapnya yang jinak dan manja, kucing tersebut sudah cukup lama mengenal manusia, dan 3) Di daerah tempat tinggal saya, sudah dipenuhi terlalu banyak kucing.



kakinya si mas-mas nongol :')



nyuuuu >.<



#nosebleeding

Anyway, akhirnya, saya tidak membawa makhluk adorable itu pulang ke rumah. Diiringi rasa sesal yang menumpuk di hati, saya berjalan pulang, lemah dan lunglai keadaan tubuh saya waktu itu. Tambahan lagi, momok minggu kedua UTS yang menakutkan tak henti-hentinya menghantui pikiran saya, membuat saya tak dapat memejamkan mata berhari-hari karenanya. Oke, ini berlebihan.

Mengenai Kucing?

Hmmm... Kucing adalah salah satu dari banyak hal yang saya cintai. Iya, saya memang mencintai banyak hal. Ah, tidak, bukan cinta, namun suka. Yap, saya menyukai banyak hal. Saya suka hangat kertas yang baru saja di-foto-copy, saya suka siang hari yang mendung, saya suka awan putih tebal yang menggulung, saya suka es krim rasa vanilla, saya suka mawar putih, saya suka mendengarkan lagu di mana saja kapan saja, saya suka wangi embun pertama yang ada di pagi buta, saya suka mata cokelat jernih milik kekasih saya yang tampak semakin jernih bila terpapar matahari sore, saya suka duduk di pinggir bis kota, membayangkan sedang berperan sebagai tokoh utama suatu film layar lebar, dan sebagainya. Tapi soal kucing, mungkin, saya sudah sedikit fanatik, sebagaimana rasa fanatik saya terhadap hujan dan musim gugur.



musim gugur dan hujan, suatu perpaduan sempurna.
(sumber: sini)

Dan dari semua jenis kucing yang saya ketahui, ada satu yang menurut saya benar-benar imut, bahkan kadar keimutannya pun sampai melebihi dosis yang dianjurkan:




Siberian Cat

Oke, oke, kucing yang satu ini sebenarnya memang tidak pantas jika disebut imut. Cantik, ia lebih pantas disebut cantik, dan anggun. Bulu-bulu yang mengembang di sekitar leher mereka pun tak kuasa menambah kesan anggun tersebut semakin kuat. Sejujurnya, saya bukan kali pertama ini saja menyukai hal-hal yang berasal atau berbau Siberian. Hal lain yang saya sukai dari Siberia adalah landscape-nya yang luar biasa indah, gundukan salju di pegunungan berderet, dan hewan-hewannya yang terbilang lebih anggun dibandingkan belahan dunia lainnya, contohnya Siberian Cat ini. Contoh lainnya? Siberian Tiger yang luar biasa tampan, Siberian Lynx yang eksotis, dan tentu saja, Siberian Husky!



sooooo handsome! >.<

Ada kejadian lucu mengenai Siberian Husky ini. Jadi, saya pernah dibonceng pulang oleh pacar saya, dan tak sengaja kami melewati seorang mas-mas yang tengah jogging sore-sore dengan kedua Husky-nya. Pacar saya yang memang sudah tahu bahwa saya adalah penggemar berat Siberian Husky, biasa saja ketika saya menjerit "ganteng bangeeet" saat kedua Husky berwarna cokelat dan hitam itu berpapasan dengan kami---saya tak menyangka bahwa pemiliknya yang notabene adalah mas-mas sudah-agak-tua itu lantas menjadi ge-er dan senyum-senyum sendiri dan ia berprasangka bahwa saya tengah memujinya.... Yak, lupakan, lupakan.

Jadi, intinya?

Jadi, intinya?

Hmmm.... Jadi intinya, UTS itu nonsense, dan saya suka Siberian Husky + Siberian Cat!

Dan, Sersan...

Dan, Sersan, ya, Sersan---mungkin, mulai sekarang, aku lebih baik memanggilmu Siberian Sergeant.



Yogyakarta, 2012

Bukankah sudah saya ingatkan bahwa saya hanya ingin ber-omong-kosong?


Leave A Comment

Popular Posts

Nihayatun Ni'mah, 2013. Powered by Blogger.

Followers