,

Minggu Sedih




It was supposed to be me, dengan gaya rambut terbaru dan ekspresi wajah muram, namun saya menggambarnya terlalu cantik (yang mana sungguh ironis) lalu ini saya jadikan karakter lain sekalian.

***

Minggu ini minggu sedih, minggu melankolis.

Minggu lalu pun sebenarnya sama saja, dan kelihatannya minggu depan juga.

Tapi minggu ini saya menangis---air mata yang tertahan sudah dari empat belas hari lalu tumpah ruah, banjir, saya biarkan lepas, saya biarkan merdeka. Ada mungkin satu-dua jam saya menangis waktu itu, bersembunyi di bawah selimut MU tebal sembari menyengguk dan menggumamkan lenguhan lewat bahasa yang hanya mampu saya mengerti. Selanjutnya, kalau tidak lupa, saya tertidur, lama sekali. Ketika terjaga, yang saya rasakan pertama-tama adalah lega yang luar biasa. Lega yang, anda paham, seakan ditarik naik melewati pangkal ubun-ubun bersama akar-akarnya hingga tak lagi meninggalkan sisa---namun hal ini sayangnya tidak berlangsung lama.

Sebab sekonyong-konyong, dua pasang mata saya kembali berair---sebab pada akhirnya, saya tetap saja seorang wanita.

Read more »

, ,

Percakapan dari Antah Berantah





(Cette jolie doodle of mine.)

Jika boleh berbicara blak-blakan, jujur saja, saya ini orangnya terbilang lambat, baik itu soal berpikir, menangkap informasi, mengambil keputusan, dan melakukan tindakan. Saya bukan seorang genius, maaf saja. Bahkan jika semesta ini tiba-tiba berubah menjadi segepok buku atau film dokumenter, saya mungkin hanya salah satu dari beberapa milyar kepala yang tak pernah disebutkan namanya dan tak pula disorot wajahnya. Tidak, tidak, saya tidak sedang berusaha menjadi sesosok emo di sini, sebab saya mengatakan hal yang sebenarnya. Saya adalah gadis biasa dengan pola pikir biasa dan kehidupan biasa, sesederhana itu saja sebenarnya. Satu-satunya hal yang tak menjadikan saya biasa barangkali adalah ketidakmengertian saya yang, lucunya, kian hari kian menjadi.

Well, kehidupan ini saja sebenarnya masih merupakan misteri---siapa yang dapat menyangkal, coba angkat tangan.

.

.

.

Oh, tangan saya terangkat sendiri, maafkan saya lagi.

****

Read more »

Popular Posts

Nihayatun Ni'mah, 2013. Powered by Blogger.

Followers